EPILEPSI
Kompetensi : 3A
Laporan Penyakit : 0901 ICD X :
G.40
Definisi
Epilepsi adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang. Bentuk
serangannya yang paling sering adalah kejang yang dimulai dengan hilangnya kesadaran,
hilangnya kendali terhadap gerak dan terjadinya kejang tonik atau klonik pada
anggota badan.
Penyebab
Kelainan fungsional otak yang
serangannya bersifat kambuhan. Kelainan organis di otak juga dapat menimbulkan
epilepsi, sehingga kemungkinan ini perlu dipikirkan. Dari pola serangannya,
epilepsi dibedakan atas epilepsi umum misalnya epilepsi grand mal, petit mal,
atau mioklonik dan epilepsi parsial misalnya serangan fokal motorik, fokal
sensorik.
Bahkan beberapa jenis cacing
semisal infeksi larva Taenia solium di susunan saraf
pusat disebut
neurosistiserkosis
juga mempunyai gejala utama epilepsi.
Pada
jenis serangan cacing yang lain semisal sistiserkosis, biasanya larva cacing
pita bersarang di jaringan otak sehingga dapat mengakibatkan serangan epilepsi.
Larva juga dapat bersarang di subkutan, mata, otot, jantung dan lain-lain.
Gambaran Klinis
-
Serangan
grand mal sering diawali dengan aura berupa rasa terbenam atau melayang.
Penurunan kesadaran sementara, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan
kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih, nafas mendengkur, mulut
berbusa dan dapat terjadi inkontinesia. Kemudian terjadi kejang tonik seluruh
tubuh selama 20 – 30 detik diikuti kejang klonik pada otot anggota, otot
punggung, dan otot leher yang berlangsung 2 – 3 menit. Setelah kejang hilang
penderita terbaring lemas atau tertidur 3 – 4 jam, kemudian kesadaran berangsur
pulih. Setelah serangan sering pasien berada dalam keadaan bingung.
-
Serangan
petit mal, disebut juga serangan lena, diawali dengan hilang kesadaran
selama 10 – 30 detik. Selama fase lena (absence) kegiatan motorik
terhenti dan pasien diam tak beraksi. Kadang tampak seperti tak ada serangan,
tetapi ada kalanya timbul gerakan klonik pada mulut atau kelopak mata.
-
-
Serangan mioklonik merupakan kontraksi singkat suatu otot atau kelompok otot.
-
-
Serangan parsial sederhana motorik dapat bersifat kejang yang mulai di salah
satu tangan dan menjalar sesisi, sedangkan serangan parsial sensorik dapat
berupa serangan rasa baal atau kesemutan unilateral.
-
-
Serangan parsial sederhana (psikomotor) kompleks, penderita hilang kontak
dengan lingkungan sekitarnya selama 1 – 2 menit, menggerakkan lengan dan
tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara suara
yang tak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak
bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa menit dan diikuti dengan
penyembuhan total.
-
-
Pada Epilepsi primer generalisata, penderita mengalami kejang sebagai reaksi
tubuh terhadap muatan yang abnormal. Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit
kepala, linglung sementara dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak
dapat mengingat apa yang terjadi selama kejang.
-
-
Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi
terus menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas
sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas. Jika
tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap
dan penderita bisa meninggal.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain yang menyaksikan terjadinya
serangan epilepsi pada penderita dan adanya riwayat penyakit sebelumnya.
Penatalaksanaan
- Prinsip umum terapi epilepsi
idiopatik adalah mengurangi / mencegah serangan, sedangkan terapi epilepsi
organik ditujukan terhadap penyebab.
- Faktor pencetus serangan,
misalnya kelelahan, emosi atau putusnya makan obat harus dihindarkan.
- Bila terjadi serangan kejang,
upayakan menghindarkan cedera akibat kejang, misalnya tergigitnya lidah atau
luka atau cedera lain.
- Langkah yang penting adalah
menjaga agar penderita tidak terjatuh, melonggarkan pakaiannya (terutama di
daerah leher) dan memasang bantal di bawah kepala penderita.
- Jika penderita tidak sadarkan
diri sebaiknya posisinya dimiringkan agar lebih mudah bernafas dan tidak boleh
ditinggalkan sendirian sampai benar-benar sadar dan bisa bergerak secara
normal.
- Obat anti-kejang untuk mencegah
terjadinya kejang lanjutan, biasanya diberikan kepada penderita yang mengalami
kejang kambuhan. Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu obat
anti-kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena.
- Sedapat mungkin gunakan obat
tunggal dan mulai dengan dosis rendah.
- Bila obat tunggal dosis maksimal
tidak efektif gunakan dua jenis obat dengan dosis terendah.
- Bila serangan tak teratasi
pikirkan kemungkinan ketidakpatuhan penderita, penyebab organik, pilihan dan
dosis obat yang kurang tepat.
- Bila selama 2 – 3 tahun tidak
timbul lagi serangan, obat dapat dihentikan bertahap.
- Pilihan antiepilepsi
Lebih baik berkonsultasi ke
dokter untuk pengobatan yang tepat.
- Bayi dan anak :
o i.v
0,2 – 0,3 mg/kgBB/dosis ( 1 mg/tahun umur) diberikan dalam 3 – 5 menit, setiap
15 – 30 menit hingga dosis total maksimal 5 mg, diulangi dalam 2 – 4 jam bila
perlu;
o rektal
: bayi < 6 bulan, tidak dianjurkan; < 2 tahun : keamanan dan efektivitas
belum diuji; 2- 5 tahun : 0,5 mg/kgBB; 6 – 11 tahun : 0,3 mg/kgBB; • 12 tahun :
0,2 mg/kgBB.
- Untuk maintenance:
· Fenobarbital 1 – 5 mg/kgBB/hari 1
x sehari
· Fenitoin 4 – 20 mg/kgBB 2 – 3 x
sehari
Tidak ada komentar :
Posting Komentar