Bismillah. Di saat sekarang ini banyak sekali muncul group, di facebook atau
bahkan situs yang menghadirkan perdebatan terbuka. Banyak diantara kita yang
mungkin ikut berdebat karena melihat perkataan yang tidak senonoh terhadap
agama Islam, rosullalloh atau bahkan kepada Alloh hingga kita seketika
memberikan komentar yang dirasa oleh kita benar lalu kita menunggu pembenaran
atau permintaan maaf dari si penghujat, atau bahkan kita balas
menjelek-jelekkan mereka. Maka mari kita lihat beberapa hal yang harus kita
perhatikan sebelum berdebat menurut Alloh melaului Rosulnya dan alasan-alasan
lainnya, karena kita meyakini bahwa Islam yang dibawa oleh Rosululloh benar
maka kita juga berusaha menjalani apa yang beliau anjurkan tentang
perdebatan, karena tidak ada yang beliau lakukan kecuali hal baik dan perbuatan
yang sudah seharusnya kita contoh.
Ketika
kita menanggapi sebuah perdebatan maka kita pasti mempunyai beberapa niatan
diantaranya adalah kita ingin sekali berdakwah meluruskan persepsi orang lain
atau setidaknya kita tidak suka jika rosullalloh dan Alloh dihina, tetapi
saudara-saudara perhatikan perkataan rosullalloh berikut :
Rosulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْت فِي رَبَضِ الْجَنّّةِ لِمَنْ
تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كََانَ مُحقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَط الْجَنَّةِ لِمَنْ
تَرَكَ الْكَذِ بَ وَإِنْ كَانَ مَازِ حًا وَبِبَيتِ فِي أَغلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ
حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku menjamin dengan sebuah
istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia
berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang
yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas
surga bagi seorang yang memperbaiki akhlaknya.
Sabda
beliau tentang meninggalkan perdebatan begitu jelas, sehingga kita meyakini
kebaikan dalam meninggalkan perdebatan dan beberapa kemudharatan di dalamnya,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Terhindar dari
syubhat yang dibuat oleh orang-orang yang membenci Islam.
Menurut sumber dari seorang mantan Pendeta (nn) yang biasanya
bertugas memurtadkan orang Islam di Jogjakarta, cara-cara kristenisasi sangat
beraneka macam dan beragam, dari cara menyebarkan pamflet pengobatan gratis,
bantuan pengobatan dirumah sakit, adopsi, gerakan hamilisasi hingga perdebatan.
Sang mantan pendeta dalam ceritanya menyampaikan; bahkan pernah masuk masjid
dan ikut sholat tetapi kemudian dengan cara-cara tertentu entah dengan cara
tanya jawab atau perdebatan, mereka selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang memang menjurus ke arah mantik/filsafat, tanya jawab tentang masalah hal
ghoib, dll. Hal tersebut memang dilarang dalam Islam dan mereka (para
misionaris memang diajarkan untuk menimbulkan keraguan bagi umat muslim).
Hal
ini(perdebatan) juga mengundang setan untuk membisikkan keraguan bagi umat
Islam. Seorang muslim yang musuh sejatinya adalah Setan maka akan semakin berat
melawan kerancuan dan keraguan jika mendatangi perdebatan. Karena dengan perdebatan terbukalah kesempatan setan dalam merusak keimanan dan pemikiran seorang muslim. Dia selalu berusaha dengan segala tipu dayanya
untuk memadamkan cahaya ilmu dan hidayah dan menjerumuskan seseorang dalam
kegelapan syirik dan keraguan.
Seorang
muslim digiring kearah keraguan dan sibuk memikirkan hakikat ibadah tapi tidak
berfikir cara melakukan ibadah dengan tepat dan sesuai syariat. Padahal Ibadah
adalah milik Alloh yang Maha Berkehendak, Dialah yang Memerintahkan.
Nabi
shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita obat mujarab bagi
orang yang hatinya mulai terdapat keraguan, yaitu dengan sabdanya, "
فليستعذ بالله ولينته
"Maka
berlindunglah kepada Allah (beristigfar), dan sudahilah."
Bahkan
mantan pendeta itu juga menyampaikan cara untuk berjaga-jaga jika saja mereka
tertangkap maka mereka pasti akan membaca syahadat laa ilaha illalloh, tetapi
pasti tidak akan meneruskan dengan bacaan asyhadu alla illa ha illalloh (sumber
Wonosari januari-februari 2015).
Lihatlah mereka, pendeta-pendeta tersebut bahkan ada beberapa yang
hafal sebagian ayat al Quran, sebagian haditsh, mutsolah haditsh, yang jika
umat Islam tidak kuat imannya, akidah dan ilmu agama maka kita bisa dengan
mudah diracuni oleh mereka.
Lihatlah mereka yang menghalalkan segala cara salah satunya juga seperti banyak kegiatan Umat Islam yang disusupi dari mereka kemudian membuat keributan seperti Parade Tauhid (16-08-2015), bahkan ada yang menyamar sebagai mualaf dan hanya ingin mendebat agama Islam.
Baca juga : Mualaf Jerman yang Menjadi Pendakwah Jerman dengan Jawabannya saat didebat Langsung Pemuda non- Muslim yang Menuduh Muslim sebagai Teroris
2. Seseorang harus
tahu resiko menjadi seorang Muslim.
Jika kita perhatikan kekejaman pada kaum muslim di seluruh penjuru
Dunia di Ambon, Myanmar, Thailand, Suriah, Palestina, bahkan kisah-kisah abadi
kekejaman penyembah berhala yang membakar hidup-hidup Wanita, dan anak-anak,
menyisir kulit kepala mereka dengan besi. Semua itu penyebabnya bukan karena
mereka semua jahat dan melakukan kekejaman, tetapi tidak lain karena mereka
beriman kepada Alloh Tuhan Yang Esa.
“sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap
orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu
melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu.”(QS. Al- Buruuj 7, 8, 9)
Setan sangat membenci orang beriman dan merasuki dada setiap musuh
Islam untuk melakukan apapun, untuk memadamkan cahaya Islam.
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah dengki beriman karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS: al Baqoroh 109.
Maka apakah pantas mereka mengolok-olok Alloh dan Rosullalloh?
Kemudian kita hanya mengolok-olok mereka yang menulis saja atau hal yang mereka
percayai. Apakah sepadan hinaan terhadap agama Islam, Alloh dan
Rosullalloh kita balas dengan hinaan, kepada makhuk yang dianggap tuhan? Apakah
sepadan makhluk dengan Alloh yang menciptakan langit dan bumi. Sungguh hidayah
datangnya dari Alloh.
Sungguh tidak
sepadan Hinaan yang kita balas untuk mereka , dan ingatlah perkataan- perkataan
ulama bahwa bantahan telak untuk perdebatan yaitu diam dan meninggalkannya.
Apa yang seharusnya kita lakukan
Apa
yang seharusnya kita lakukan
1.
Menuntut Ilmu Agama.
Sebaiknya
kita meninggalkan diri dari ajang perdebatan dan beralih kepada menuntut ilmu
dan pemahaman diri. Banyak diantara kita yang mungkin belum tahu tentang
Tauhid, syifat Alloh, dosa-dosa besar (sehingga malah kita melakukannya), adab
bertetangga, cara membaca Quran yang benar, tatacara sholat atau bahkan cara
berwudhu/thoharoh dan mandi junub. Jika kita sudah faham tentang Akidah Tauhid,
Fikh, maka alangkah baiknya kemudian kita berusaha mengamalkannya.
Betapa
panjang waktu yang dibutuhkan untuk menuntut ilmu dan beramal maka kita pasti
tidak akan punya kesempatan untuk berdebat kusir.
Jika
sudah mempunyai ilmu dan amal maka kita berusaha memantapkan hati untuk
berdakwah yaitu mengajak kepada Tauhid, ketaatan dan memperingatkan manusia
kepada maksiat. Maka disini kita berusaha membedakan dakwah dengan debat.
ذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ
عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ،
أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
"Apabila
seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak
shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ
عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ
الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ
لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ
فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ
وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا
وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ
"Barangsiapa
menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para
malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan
sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh
makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di
tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang
yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada
malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para
Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi
mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka
sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak." (HR. Abu Dawud
no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami'ul Ushuul 8/6).
Betapa
banyak tetangga kita atau teman kita yang mungkin belum sholat 5 waktu, atau
bahkan malah masih melakukan kesyirikan dan kebidahan. Maka amat besarlah
pahala bagi orang yang memberikan kabar, mengajari dan menuntut mereka ke jalan
Islam.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
لِعَلِيٍ: فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ
أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ. رواه البخاري ومسلم وأحمد
Sabda
Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt
memberikan hidayah kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik
bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى
النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ
النَّاسِ الْخَيْرَ رواه الترمذي عن أبي أمامة الباهلي
Rasulullah
saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para
malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan
ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang
lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً
حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا
وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً
سَيِّـئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ
بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ (رواه مسلم عَنْ جَرِيرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه)
“Siapa
yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya
dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang
yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya.
Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh
orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya
tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah
ra).
Maka
dengan niat yang baik semoga kita bisa memilih dan melakukan yang telah
Rosululloh contohkan.
Bumi
Alloh 2015