Sabtu, 27 Juni 2015

Orang yang Faqih dan Sepertiga Malam Terakhir

Abu Bakar At-Thurthusyi rahimahullah berkata :
ليس بفقيه من كان له إلى الله حاجة فنام عنها في الأسحار
"Bukanlah faqih (cerdas) seorang yang memiliki hajah/kebutuhan kepada Allah lantas ia tidur di waktu sahur (tidak memanjatkannya kepada Allah)"


Karena waktu sahur (1/3 malam yang terakhir) adalah waktu mustajab untuk berdoa. Terlalu banyak hajat yang hendak kita panjatkan kepada Allah namun terlalu sering pula kita lewatkan waktu emas tersebut untuk bermunajat, Allahul Musta'aan

Kamis, 25 Juni 2015

Rahasia Perdebatan dalam Islam


Bismillah. Di saat sekarang ini banyak sekali muncul group, di facebook atau bahkan situs yang menghadirkan perdebatan terbuka. Banyak diantara kita yang mungkin ikut berdebat karena melihat perkataan yang tidak senonoh terhadap agama Islam, rosullalloh atau bahkan kepada Alloh hingga kita seketika memberikan komentar yang dirasa oleh kita benar lalu kita menunggu pembenaran atau permintaan maaf dari si penghujat, atau bahkan kita balas menjelek-jelekkan mereka. Maka mari kita lihat beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum berdebat menurut Alloh melaului Rosulnya dan alasan-alasan lainnya, karena kita meyakini bahwa Islam yang dibawa oleh Rosululloh benar maka kita juga berusaha menjalani apa yang  beliau anjurkan tentang perdebatan, karena tidak ada yang beliau lakukan kecuali hal baik dan perbuatan yang sudah seharusnya kita contoh. 

tinggalkan-debat-kusir.jpg


Ketika kita menanggapi sebuah perdebatan maka kita pasti mempunyai beberapa niatan diantaranya adalah kita ingin sekali berdakwah meluruskan persepsi orang lain atau setidaknya kita tidak suka jika rosullalloh dan Alloh dihina, tetapi saudara-saudara perhatikan perkataan rosullalloh berikut :
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْت فِي رَبَضِ الْجَنّّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كََانَ مُحقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَط الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِ بَ وَإِنْ كَانَ مَازِ حًا وَبِبَيتِ فِي أَغلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yang memperbaiki akhlaknya.
Sabda beliau tentang meninggalkan perdebatan begitu jelas, sehingga kita meyakini kebaikan dalam meninggalkan perdebatan dan beberapa kemudharatan di dalamnya, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.         Terhindar dari syubhat yang dibuat oleh orang-orang yang membenci Islam.

Menurut sumber dari seorang mantan Pendeta (nn) yang biasanya bertugas memurtadkan orang Islam di Jogjakarta, cara-cara kristenisasi sangat beraneka macam dan beragam, dari cara menyebarkan pamflet pengobatan gratis, bantuan pengobatan dirumah sakit, adopsi, gerakan hamilisasi hingga perdebatan. Sang mantan pendeta dalam ceritanya menyampaikan; bahkan pernah masuk masjid dan ikut sholat tetapi kemudian dengan cara-cara tertentu entah dengan cara tanya jawab atau perdebatan, mereka selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memang menjurus ke arah mantik/filsafat, tanya jawab tentang masalah hal ghoib, dll. Hal tersebut memang dilarang dalam Islam dan mereka (para misionaris memang diajarkan untuk menimbulkan keraguan bagi umat muslim).

Hal ini(perdebatan) juga mengundang setan untuk membisikkan keraguan bagi umat Islam. Seorang muslim yang musuh sejatinya adalah Setan maka akan semakin berat melawan kerancuan dan keraguan jika mendatangi perdebatan. Karena dengan perdebatan terbukalah kesempatan setan dalam merusak keimanan dan pemikiran seorang muslim. Dia selalu berusaha dengan segala tipu dayanya untuk memadamkan cahaya ilmu dan hidayah dan menjerumuskan seseorang dalam kegelapan syirik dan keraguan.

Seorang muslim digiring kearah keraguan dan sibuk memikirkan hakikat ibadah tapi tidak berfikir cara melakukan ibadah dengan tepat dan sesuai syariat. Padahal Ibadah adalah milik Alloh yang Maha Berkehendak, Dialah yang Memerintahkan.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita obat mujarab bagi orang yang hatinya mulai terdapat keraguan, yaitu dengan sabdanya, "

 فليستعذ بالله ولينته

"Maka berlindunglah kepada Allah (beristigfar), dan sudahilah."

Bahkan mantan pendeta itu juga menyampaikan cara untuk berjaga-jaga jika saja mereka tertangkap maka mereka pasti akan membaca syahadat laa ilaha illalloh, tetapi pasti tidak akan meneruskan dengan bacaan asyhadu alla illa ha illalloh (sumber Wonosari januari-februari 2015).

Lihatlah mereka, pendeta-pendeta tersebut bahkan ada beberapa yang hafal sebagian ayat al Quran, sebagian haditsh, mutsolah haditsh, yang jika umat Islam tidak kuat imannya, akidah dan ilmu agama maka kita bisa dengan mudah diracuni oleh mereka.
Lihatlah mereka yang menghalalkan segala cara salah satunya juga seperti banyak kegiatan Umat Islam yang disusupi dari mereka kemudian membuat keributan seperti Parade Tauhid (16-08-2015), bahkan ada yang menyamar sebagai mualaf dan hanya ingin mendebat agama Islam.
 
Baca juga : Mualaf Jerman yang Menjadi Pendakwah Jerman dengan Jawabannya saat didebat Langsung Pemuda non- Muslim yang Menuduh Muslim sebagai Teroris


2.         Seseorang harus tahu resiko menjadi seorang Muslim.
Jika kita perhatikan kekejaman pada kaum muslim di seluruh penjuru Dunia di Ambon, Myanmar, Thailand, Suriah, Palestina, bahkan kisah-kisah abadi kekejaman penyembah berhala yang membakar hidup-hidup Wanita, dan anak-anak, menyisir kulit kepala mereka dengan besi. Semua itu penyebabnya bukan karena mereka semua jahat dan melakukan kekejaman, tetapi tidak lain karena mereka beriman kepada Alloh Tuhan Yang Esa.
“sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.”(QS. Al- Buruuj 7, 8, 9)
Setan sangat membenci orang beriman dan merasuki dada setiap musuh Islam untuk melakukan apapun, untuk memadamkan cahaya Islam.
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah dengki beriman karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS: al Baqoroh  109. 
Maka apakah pantas mereka mengolok-olok Alloh dan Rosullalloh? Kemudian kita hanya mengolok-olok mereka yang menulis saja atau hal yang mereka percayai.  Apakah sepadan hinaan terhadap agama Islam, Alloh dan Rosullalloh kita balas dengan hinaan, kepada makhuk yang dianggap tuhan? Apakah sepadan makhluk dengan Alloh yang menciptakan langit dan bumi. Sungguh hidayah datangnya dari Alloh.
Sungguh tidak sepadan Hinaan yang kita balas untuk mereka , dan ingatlah perkataan- perkataan ulama bahwa bantahan telak untuk perdebatan yaitu diam dan meninggalkannya.



Apa yang seharusnya kita lakukan


Apa yang seharusnya kita lakukan
1.         Menuntut Ilmu Agama.
Sebaiknya kita meninggalkan diri dari ajang perdebatan dan beralih kepada menuntut ilmu dan pemahaman diri. Banyak diantara kita yang mungkin belum tahu tentang Tauhid, syifat Alloh, dosa-dosa besar (sehingga malah kita melakukannya), adab bertetangga, cara membaca Quran yang benar, tatacara sholat atau bahkan cara berwudhu/thoharoh dan mandi junub. Jika kita sudah faham tentang Akidah Tauhid, Fikh, maka alangkah baiknya kemudian kita berusaha mengamalkannya.
Betapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menuntut ilmu dan beramal maka kita pasti tidak akan punya kesempatan untuk berdebat kusir.
Jika sudah mempunyai ilmu dan amal maka kita berusaha memantapkan hati untuk berdakwah yaitu mengajak kepada Tauhid, ketaatan dan memperingatkan manusia kepada maksiat. Maka disini kita berusaha membedakan dakwah dengan debat.
ذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
"Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak." (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami'ul Ushuul 8/6).
Betapa banyak tetangga kita atau teman kita yang mungkin belum sholat 5 waktu, atau bahkan malah masih melakukan kesyirikan dan kebidahan. Maka amat besarlah pahala bagi orang yang memberikan kabar, mengajari dan menuntut mereka ke jalan Islam.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍ: فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ. رواه البخاري ومسلم وأحمد 
Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ رواه الترمذي عن أبي أمامة الباهلي
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّـئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ (رواه مسلم عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه)
“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).
Maka dengan niat yang baik semoga kita bisa memilih dan melakukan yang telah Rosululloh contohkan.

Bumi Alloh 2015
 
\(\begin{equation} your-latex-code-here; \end{equation}\)
Contoh Sub Menu1 Contoh Sub Menu2 Contoh Sub Menu3
Contoh Sub Menu1 Contoh Sub Menu2 Contoh Sub Menu3