SEMOGA ADA HIKMAH DAN PELAJARAN YG
DAPAT DI AMBIL DAN MUNGKIN JUGA SUDAH BANYAK YG MEMBACA KISAH INI
Bismillāh,
Simaklah sejenak wahai Saudaraku,
Semoga Allåh melembutkan hati Anda dengan kisah semisal ini,
Betapa besar nikmat Allåh kepadamu…
Simaklah sejenak wahai Saudaraku,
Semoga Allåh melembutkan hati Anda dengan kisah semisal ini,
Betapa besar nikmat Allåh kepadamu…
Saya
mendengar dari Bassfm Community Group WA, bahwa telah menceritakan kepada kami
Ustadz Ahmad Zaenuddin Abu Ibrahim, bahwa Seorang pedagang hewan qurban
berkisah tentang pengalamannya:
Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang
pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari
penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba
hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”,
lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah
sambil bertanya,
”kalau yg itu brp Pak?”.
“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya.
“Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibuu.
“600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi
biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya,
akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja
dgn harga itu kepada ibu tersebut.
Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai
kerumahnya, begitu tiba dirumahnya,
“Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil
seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya
dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat
tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang
elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu
beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu
itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban,
nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil
mengelus-elus kambing, nenek itu berucap,
“Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak
mau berqurban”.
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya
kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja
mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama
ibu saya….”, kata ibu itu
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan
tetes air mata, saya berdoa
, “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan
dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun
kekayaan Imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu
itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini
sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah
mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh
keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta
berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan,
kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan
penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal
bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di
tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun
selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan .
Smg Bermanfaat
sumber:
2.
http://aslibumiayu.wordpress.com/2014/09/16/bagi-yang-sudah-mampu-berkurban-tapi-tidak-mau-silahkan-baca-kisah-ini/#more-10967
Tidak ada komentar :
Posting Komentar