Kisah ini menegaskan satu hal, al-jaza’ min jinsil
‘amal, balasan itu sesuai dengan perbuatan.
Mari kita sedikit merenungi
kisah yang memiliki banyak pelajaran ini:
Sebuah kisah nyata, dan ini dipublikasikan
dalam koran-koran Arab. Aku tidak akan menyebutkan namanya. Yang menceritakan
kisah ini adalah orang yang melakukannya sendiri. Dan dia meminta agar pihak
koran tidak menyebutkan namanya. Dia hanya ingin agar orang-orang mengetahui
kisahnya.
Dia mengisahkan, “Ketika sedang
di kampus dengan teman-teman, dan punya banyak
hubungan dengan gadis-gadis. Pada suatu waktu, aku bertemu seorang gadis dan melakukan hubungan terlarang
dengannya. Dan aku tetap melakukannya hingga
dia hamil karena berhubungan denganku. Ketika pihak keluarganya
mengetahui hal ini, dan gadis tersebut menceritakan kepada kakaknya, dia
menghajarku.
Setelah itu, aku berkata
kepadanya, “Aku tidak mengenal adikmu. Carilah
orang lain yang menghamilinya!”
Aku kemudian meninggalkannya,
dan pergi.
Karena memang tidak memiliki
bukti untuk membuktikan kesalahanku, mereka meninggalkanku.
Aku melupakan kejadian ini.
Tahun-tahun berlalu.
Pada suatu hari, aku pulang ke
rumah dan menemukan ibuku pingsan di lantai.
Aku mencoba untuk menyadarkannya. Setiap kali
tersadar, ibu berteriak dan pingsan lagi. Aku menyadarkannya untuk
kedua kalinya, tapi lagi-lagi ia berteriak dan pingsan. Aku mencoba untuk
menyadarkannya tiga kali sampai aku berkata,
“Wahai
ibu, apa yang terjadi?”
Ibu berteriak dan berkata, “Saudarimu!”
“Apa
yang terjadi dengan saudariku?” tanyaku.
“Saudarimu
dihamili tetangga.” Jawab ibu.
Aku pung langsung menemui
tetanggaku, dan mulai menyerangnya sampai dia
berkata kepadaku dengan kata-kata yang seolah seperti anak panah yang
menghunjam hatiku.
Tahukah kalian apa yang ia
katakan kepadaku?
Dia mengatakan,
“Aku
tidak mengenal adikmu. Coba tanyakan orang lain yang menghamilinya!”
Subhanallah!
Hal
yang sama seperti yang kuucapkan kepada keluarga gadis di kampus bertahun-tahun
yang lalu.
Balasan
tergantung pada amal perbuatannya.
Demikianlah.
Apakah
kisah ini selesai? Belum.
Aku mengalami depresi yang berat
setelahnya. Kemudian setelah berlalu beberapa tahun, aku memutuskan untuk
menikah. Setelah bertunangan dan akad nikah, kami siap untuk pesta pernikahan.
Pada
pesta pernikahan, aku mendapatkan kejutan. Calon istriku mengatakan
bahwa ia pernah melakukan perbuatan zina sebelumnya.
Dia berkata kepadaku, “Tolong tutupi keburukanku, semoga Allah juga menutupi
keburukanmu.”
Lalu aku berkata kepada diriku
sendiri,
“Sudah
cukup ya Allah! Cukup! Cukup! Aku sudah menjalani cukup hukuman!”
Aku menghela nafas –mencoba
menelan cobaan ini. Dan aku menghabiskan banyak waktu dengan istriku hingga dia melahirkan seorang bayi perempuan yang bagaikan
rembulan.
Kemudian ketika dia berusia 6
tahun, anakku datang dari luar dengan menangis.
Apa
yang telah terjadi?
Penjaga
rumah telah memperkosanya.
Tidak ada perubahan, atau
kekuatan kecuali atas kehendak Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.
Allah berfirman, “Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu, dan Alalh
sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30).
Saudara-saudariku
tercinta…,
Jangan katakan bahwa ini sering terjadi pada orang yang tidak taat.
Jangan!
Gadis dari kampus yang berzina
dengannya di awal cerita memiliki seorang saudara yang sedih ketika tahu
saudarinya diziniai.
Lalu Allah memberikannya hukuman
kepada saudari si pemuda, ya!
Dan dia akan mempunyai seorang
suami, yang akan Allah uji melalui istrinya.
Gadis itu juga mempunyai seorang
ayah yang hatinya hancur karenanya, sehingga Allah mengujinya melalui putrinya!
Balasan
tergantung dari amal perbuatannya. Jadi dia harus membawa hukuman
atas perbuatannya.
Dan untuk orang-orang yang tidak
bersalah dalam kisah ini, maka ini menjadi cobaan
bagi mereka. Allah ingin mengangkat derajat mereka, dan menghapus
dosa-dosa mereka karenanya.
Saudara-saudariku,
Allah cemburu untuk para wanita –yang dinodai kehormatannya.
Mahasuci Dia! Dan Dia akan membalaskan dendam untuk mereka.
Maka, berhati-hatilah! –Kisah
ini selesai sampai di sini.
Ya Allah, alangkah beratnya
balasan bagi pelaku zina.
Membaca kisah di atas, sungguh
kita
teringat dengan tangisan Imam Asy-Syafi’i
tentang dosa zina sebagaimana yang diceritakan oleh Salim A. Fillah,
penulis buku-buku best-seller. ( tambahan admin blog ,sayang dia tidak memilih
manhajnya imam syafii yang mengikuti manhaj salaf, tapi lebih memilih ikuti
HTI,
kelompok yang memiliki penyimpangan )
Satu saat Asy Syafi’i ditanya
mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya?
Wajah Asy Syafi’i memerah,
pipinya rona delima.
“Karena,”
jawabnya dengan mata menyala, “Zina adalah dosa
yang bala’ akibatnya mengenai semesta keluarganya, tetangganya, keturunannya
hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya.”
Ia ditanya lagi: Dan mengapa
tentang pelaksanaan hukuman itu? Allah berfirman, “Dan janganlah rasa ibamu
pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama!”
Asy Syafi’i terdiam… Ia
menunduk, Ia menangis.
Setelah sesak sesaat, ia
berkata…, “Karena zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat
kita iba .. Dan syaitan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia
daripada mencintai-Nya.”
Ia ditanya lagi, “Dan mengapa,
Allah berfirman pula, “Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman.” Bukankah untuk pembunuh, si murtad,
pencuri Allah tak pernah mensyaratkan menjadikannya tontonan?
Janggut Asy-Syafi’i telah basah,
bahunya terguncang-guncang.
“Agar
menjadi pelajaran…”
Ia terisak…
“Agar
menjadi pelajaran…”
Ia tersedu…
“Agar
menjadi pelajaran…”
Ia terisak…
Lalu
ia bangkit dari duduknya, matanya kembali menyala, “Karena ketahuilah oleh kalian.. sesungguhnya zina adalah hutang. Hutang, sungguh hutang… dan.. salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus
membayarnya!”
Ya, hindarilah segala yang tidak
pantas untuk dilakukan oleh seorang muslim. Zina adalah hutang, hutang, hutang.
Jika engkau berhutang, maka ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota
keluargamu.
Barangsiapa
berzina, maka akan ada yang dizinai, meskipun di dalam rumahnya.
Camkanlah hal ini jika engkau termasuk orang yang berakal.
Semoga bermanfaat.
IKHWATIE….
SADARILAH…
ZINA BERMULA dr hal-hal sepele…
awalnya hanya karena
kekagumaan,saling sms,tanya kabar,telpon2an…
ketemuan ….
itulah awal mula syetan
mengiring kta pada perzinaan.
Wallahu ‘alam.
sumber : status di whatsapp